Sabtu, 08 Oktober 2011

Model Pembelajaran Pertemuan Kelas


Model pembelajaran pertemuan kelas diciptakan berdasarkan terapi realitas yang dipelopori oleh William Glasser. Glasser percaya bahwa permasalahan manusia kebanyakan disebabkan oleh kegagalan memfungsikan diri dalam lingkungan sosialnya (kegagalan fungsi sosial). Ia percaya bahwa setiap manusia mempunyai dua kebutuhan dasar yaitu cinta dan harga diri. 

Prosedur Pembelajaran 

Model pertemuan (diskusi) kelas terdiri atas enam tahap, yaitu 

(1) menciptakan ikiim (suasana) yang kondusif, 
(2) menyampaikan permasalahan diskusi, 
(3) membuat penilaian pribadi, 
(4) mengidentifikasi alternatif tindakan solusi, 
(5) membuat komitmen, dan 

(6) merencanakan tindak lanjut tindakan 



Strategi Pembelajaran 



Guru membuat komitmen bersama untuk melaksanakan langkah-langkah pemecahan masalah tersebut. Bila perlu membuat aturan bersama berikut sanksi bag yang melanggarnya. Pada pertemuan berikutnya, setelah langkah-langkah yang disepakat dilaksanakan guru mengevaluasi efektivitas pelaksanan tersebut. 





MODEL PEMBELAJARAN PELATIHAN KESADARAN (AWARENESS TRAINING) 

Model pembelajaran pelatihan kesadaranmerupakan suatu model pembelajaran yang ditujukan untuk meningkatkan kesadaran manusia. Model ini dikembangkan oleh Milliam Schutz. la menekankan pentingnya pelatihan interpersonal sebagai sarana peningkatan kesadaran pribadi (pemahaman diri individu). Mengapa demikian? Karena ia percaya bahwa ada empat tipe perkembangan yang dibutuhkan untuk merealisasikan potensi individu secara utuh, yaitu:
(1) fungsi tubuh,
(2) fungsi personal, termasuk di dalamnya akuisisi pengetahuan dan pengalaman, kemampuan berpikir logis dan kreatif dan integrasi intelektual,
(3) perkembangan interpersonal dan
(4) hubungan individu dengan institusi-institusi sosial, organisasi sosial dan budaya masyarakat.

Prosedur Pembelajaran

Kunci utama prosedur pembelajaran model ini didasarkan atas teori encounter. Teori ini menjelaskan metode untuk meningkatkan kesadaran hubungan antar-manusia yang didasarkan atas keterbukaan, kejujuran, kesadaran diri, tanggung jawab, perhatian terhadap perasaan diri sendiri atau orang lain, dan berorientasi pada kondisi saat ini.


Aplikasi

Sampai saat ini, masih sangat sedikit sekolah atau guru yang menerapkan model ini. Permainan-permainan sederhana dapat dilakukan untuk keperiuan ini. Model ini juga dapat dilakukan sebagai selingan yang tidak memakan waktu terlalu banyak. Dalam pelaksanaan diskusi, keterbukaan dan kejujuran menjadi sangat penting. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model ini dapat meningkatkan perkembangan emosi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar