Sabtu, 08 Oktober 2011

Model Pembelajaran Personal

Model Pembelajaran Sinektik


Menurut Joyce, Weil, dan Calhoun (2000:135) semua model mengajar mengandung unsur model berikut: (1) orientasi model, (2) urutan kegiatan (syntax), sistem sosial (social system), (4) prinsip reaksi (principle of reaction), (5) sistem penunjang (support system), dan (6) dampak instruksional dan penyerta (instructional and nurturant effect). Dalam hal ini model pembelajaran sinektik juga harus mencakup semua unsur tersebut.




1. Orientasi Model

Istilah sinektik berasal dari bahasa Yunani yang berarti penggabungan unsur-unsur atau gagasan-gagasan yang berbeda-beda yang tampaknya tidak relevan. Menurut William J.J. Gordon (1980:168), sinektik berarti strategi mempertemukan berbagai macam unsur, dengan menggunakan kiasan untuk memperoleh satu pandangan baru. Selanjutnya Model Sinektik yang ditemukan dan dirancang oleh William JJ Gordon ini berorientasi meningkatkan kemampuan pemecahan masalah, ekspresi kreatif, empati dan wawasan dalam hubungan sosial.




2. Rangkaian Kegiatan

Unsur kegiatan atau sintaksis merujuk pada rincian atau tahapan kegiatan model sehingga fase-fase kegiatan model tersebut teridentifikasi dengan jelas. Unsur kedua pembangun model sinektik ini adalah proses belajar mengajar sebagai struktur model pembelajaran.
Ada dua strategi dari model pembelajaran sinektik, yaitu strategi pembelajaran untuk menciptakan sesuatu yang baru (creating something new) dan strategi pembelajaran untuk melazimkan terhadap sesuatu yang masih asing (making the strange familiar). Kedua strategi dari model pembelajaran sinektik dapat dilihat pada tabel berikut.



Tabel 3.1 Strategi Sinektik I: Menciptakan Sesuatu yang Baru




Tahap Pertama:

Mendeskripsikan kondisi nyata pada saat itu Guru mengharapkan siswa mampu mendeskripsikan situasi atau topik sebagaimana yang dilihat pada saat itu



Tahap Kedua:

Analogi langsung
Siswa mengajukan analogi langsung, memilih salah satu, dan menjelaskan lebih lanjut



Tahap Ketiga:

Analogi langsung
Siswa melakukan analogi sebagaimana



Tahap Keempat:

Konflik kempaan
Siswa membuat deskripsi sesuai tahap I yang mereka pilih pada tahap kedua dan II, dan mengembangkan konflik kempaan, dan memilih salah satu



Tahap Kelima:

Analogi langsung
Siswa mengembangkan dan Menyeleksi analogi langsung lainnya berdasarkan kempaan



Tahap Keenam:

Ujicoba terhadap tugas semula
Guru meminta siswa meninjau kembali tugas semula dan menggunakan analogi terakhir dan atau memasukkan pengalaman sinektik



Tabel. Strategi Sinektik II: Melazimkan Sesuatu yang Asing




Tahap Pertama:

Input Substantif
Guru memberi informasi topik baru



Tahap Kedua:

Analogi Langsung
Guru mengajukan analogi langsung dan meminta siswa mendeskripsikan analogi tersebut

Tahap Ketiga:


Analogi Personal

Guru meminta siswa membuat analogi personal



Tahap Keempat:

Membandingkan Analogi
Siswa mengidentifikasi dan Menjelaskan butir-butir yang sama diantara materi sedang dibahas dan analogi langsung



Tahap Kelima:

Menjelaskan berbagai perbedaan Siswa menjelaskan analogi-analogi yang salah atau berbeda



Tahap Keenam:

Eksplorasi
Siswa menjelaskan kembali topik semula menurut bahasanya sendiri



Tahap Ketujuh:

Memunculkan Analogi Baru Siswa memberikan analoginya sendiri dan menjelaskan mana yang sama atauberbeda Berdasarkan dua strategi di atas, penelitian ini menggunakan strategi kedua. Alasannya, strategi ini baik sekali untuk mengembangkan kemampuan kreatif dalam menulis.



3. Sistem Sosial

Sistem sosial menandakan hubungan yang terjalin antara guru dan siswa, termasuk norma atau prinsip yang harus dianut dan dikembangkan untuk pelaksanaan model. Model ini menuntut agar antara guru dan siswa terdapat hubungan yang kooperatif di mana guru menjalankan dwifungsi sebagai pemrakarsa dan pengontrol aktivitas siswa pada setiap tahap.
Selain itu guru menjadi fasilitator bagi kegiatan siswa dalam proses belajar mengajar.



4. Prinsip Reaksi

Prinsip reaksi bermakna sikap dan perilaku guru untuk menanggapi dan merespon bagaimana siswa memproses informasi, menggunakannya sesuai pertanyaan yang diajukan oleh guru. Tugas penting yang diemban guru pada tahap ini adalah menangkap kesiapan siswa menerima informasi baru dan aktivitas mental baru untuk dipahami dan diterapkan.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar