BAB
I
PENDAHULUAN
1.
Pengertian kuesioner
Kuesioner
adalah suatu kumpulan pertanyaan dan pernyataan yang telah disusun
sedemikian rupa untuk dijawab oleh responden dalam rangka mengumpulkan data
sesuai dengan tujuan penelitian tertentu. Dalam penelitian kuantitatif
penggunaan kuesioner paling sering
ditemui karena jika dibuat secara intensif dan teliti kuesioner mempunyai
keunggulan jika dibendingkan dengan alat pengumpul data. (Hamid Darmadi, 2011)
2.
Macam-macam kuesioner
Ada dua jenis pertanyaan dalam kuesioner, yakni
pertanyaan terbuka, terbuka, dan gabungan tertutup dan terbuka. Pertanyaan
dengan jawaban terbuka adalah pertanyaan yang memberikan kebebasan penuh kepada
responden untuk menjawabnya. Di sini peneliti tidak memberikan satupun
alternatif jawaban. Sedangkan pertanyaan dengan jawaban tertutup adalah
sebaliknya, yaitu semua alternatif jawaban responden sudah disediakan oleh
peneliti. Responden tinggal memilih alternatif jawaban yang dianggapnya sesuai.
a) Kuesioner dengan jawaban tertutup: Salah satu keuntungannya untuk kuesioner ini adalah sebagai berikut:
1)
jawaban-jawaban bersifat standar dan bisa
dibandingkan dengan jawaban orang lain;
2)
jawaban-jawabannya jauh lebih mudah
dikoding dan dianalisis, bahkan sering secara langsung dapat dikoding dari pertanyaan
yang ada, sehingga hal ini dapat menghemat tenaga dan waktu;
3)
responden lebih merasa yakin akan
jawaban-jawabannya, terutama bagi mereka yang sebelumnya tidak yakin;
4)
jawaban-jawaban relatif lebih lengkap
karena sudah dipersiapkan sebelumnya oleh peneliti; dan
5)
analisis dan formulasinya lebih mudah jika
dibandingkan dengan model kuesioner dengan jawaban terbuka. Meskipun demikian,
ada juga kelemahannya, yakni:
§
sangat mudah bagi responden untuk menebak
setiap jawaban, meskipun sebetulnya mereka tidak memahami masalahnya;
§
responden merasa frustrasi dengan sediaan
jawaban yang tidak satu pun yang sesuai dengan keinginannya;
§
sering terjadi jawaban-jawaban yang
terlalu banyak sehingga membingungkan responden untuk memilihnya;
§
tidak bisa mendeteksi adanya perbedaan
pendapat antara responden dengan peneliti karena responden hanya disuruh
memilih alternatif jawaban yang tersedia.
b)
Kuesioner dengan jawaban terbuka:
Keuntungannya antara lain adalah:
1)
dapat digunakan manakala semua alternatif
jawaban tidak diketahui oleh peneliti, atau manakala peneliti ingin melihat
bagaimana dan mengapa jawaban responden serta alasan-alasannya. Hal ini sangat
baik untuk menambah pengetahuan peneliti akan masalah yang diutarakannya;
2)
membolehkan responden untuk menjawab
sedetil atau serinci mungkin atas apa yang ditanyakan peneliti. Dalam hal ini
pendapat responden dapat diketahui dengan baik oleh peneliti.
c)
Kuesioner dengan jawaban tertutup dan
terbuka (gabungan): Untuk menjembatani kekurangan-kekurangan seperti tadi, maka
sering digunakan pertanyaan model gabungan antara keduanya. Dengan model
tertutup dan tebuka, semua kekurangan seperti tadi bisa diatasi. Misalnya dalam
satu pertanyaan, disamping disediakan alternatif jawaban oleh peneliti, juga
perlu disediakan alternatif terbuka (c. …………… ) untuk diisi sendiri oleh
responden sesuai dengan pendapatnya secara bebas. Dalam mengolah data untuk
model terakhir ini, bisa dilakukan pengelompokan ulang atas semua jawaban
responden pada alternatif terbuka tadi. Atau bisa juga peneliti melihat ulang
apakah jawaban responden yang terakhir itu sebenarnya sudah termasuk ke dalam
salah satu alternatif jawaban yang tersedia. Dan jika ternyata jawabannya sama
dengan salah satu alternatif jawaban yang tersedia namun dalam bahasa yang
berbeda, peneliti bisa menganggapnya sebagai jawaban seperti pada alternatif
yang tersedia tadi. Contoh sebuah pertanyaan sederhana dengan alternatif
jawabannya: Tujuan Anda berkunjung ke perpustakaan adalah:
1)
mengerjakan tugas-tugas akademik;
2)
mencari informasi akademik untuk
kepentingan tugas dari dosen;
3)
menambah wawasan;
4)
………… menambah pengetahuan. (Responden
menjawab dengan tulisan sendiri pada alternatif yang terbuka ini). Kita bisa
melihat bahwa sebenarnya jawaban responden tersebut sama atau hampir sama
dengan alternatif nomor
5)
menambah wawasan.
d) Syarat
membuatan angket/kuesioner yang baik.
Menurut Hamid Darmadi
(2011), untuk memperoleh item kuesioner yang baik, peneliti hendaknya
memperhatikan beberapa butir penting, ketika mereka membuat item-item tersebut.
Beberapa butir penting tersebut termasuk:
1. Setiap item harus dibuat dengan bahasa yang
jelas dan tidak mempunyai arti yang meragukan.
2. Peneliti hendaknya menghindari pertanyaan atau
pernyataan ganda dalam satu item
3. Item pertanyaan atau pernyataan berkaitan dengan
permasalahan yang hendak dipecahkan dalam penelitian.
4. Bahasa yang digunakan hendaknya menggunakan
bahasa yang baku.
5. Peneliti hendaknya tidak terlalu mudah
menggunakan item-item negatif atau item yang menjebak responden.
6. Peneliti hendaknya membangun item kuesioner yang
terarah dalam kisi-lost kerja atau framework permasalahan.
Persyaratan lain dalam membuat kuesioner
a.
Relevansi kuesioner: Relevansi pertanyaan
dengan tujuan studi, relevan pertanyaan dengan responden secara perorangan.
b.
Relevansi pertanyaan dengan studi: betul
c.
Relevansi pertanyaan dengan responden:
betul.
e)
Keunggulan
Beberapa
keunggulan kuesioner :
a.
Tidak
memerlukan hadirnya peneliti.
b.
Dapat
dibagikan secara serentak kepada responden.
c.
Dapat
dijawab oleh responden menurut kecepatannya masing-masing menurut waktu
senggang responden.
d.
Dapat
dibuat anonim sehingga responden bebas, jujur dan tidak malu-malu menjawab.
e.
Dapat
dibuat berstandar sehingga semua responden dapat diberi pertanyaan yang
benar-benar sama.
1.
Kekurangan
a. Responden sering tidak teliti dalam menjawab sehingga ada pertanyaan yang
terlewati tidak terjawab, padahal sukar diulangi diberikan kembali padanya.
b. Seringkali sukar dicari validitasnya
c. Walaupun dibuat anonim, kadang-kadang
responden sengaja memberikan jawaban yang tidak betul atau tidak jujur
d. Angket yang dikirim lewat pos
pengembaliannya sangat rendah, hanya sekitar 20%. Seringkali tidak dikembalikan
tertutama jika dikirim lewat pos menurut penelitian
e.
Waktu
pengembaliannya tidak sama-sama, bahkan kadang-kadang ada yang terlalu lama sehingga
terlambat.
(Anonim, 2008. Metode dan Instrumen Pengumpulan
Data. http://tesis08.blogspot.com/2008/11/metode-dan-instrumen-pengumpulan-data.html
2.
Kegagalan-kegagalan
dalam membuat kuesioner:
(a) Luncuran pertanyaan ganda: Jangan menanyakan satu
masalah dalam satu pertanyaan. Contoh, apakah anda sering menyobek buku di
perpustakaan selagi tidak ada pengawas yang melihatnya; dan apakah anda juga
sering mencoreti buku milik perpustakaan untuk kepentingan penjelasan secara
khusus?.
(b) Pertanyaan yang mengaahkan: Hindari bentuk
pertanyaan seperti ini. Contoh, menurut presiden, kita harus mengencangkan ikat
pinggang dalam menghadapi krisis ekonomi yang berkepanjangan ini. Anda setuju,
bukan?. Pertanyaan seperti ini biasanya dijawab secara langsung dengan kata
‘setuju’. Bisa dibayangkan bahwa jika semua pertanyaan dijawab dengan setuju.
(c) Pertanyaan sensitif: Hati-hati dengan pertanyaan
sensitif seperti contoh berikut: Anda pernah melakukan onani?; Anda pernah
melakukan hubungan seks sebelum nikah?. Pertanyaan jenis ini termasuk kategori
sensitif, bahkan kurang ajar.
(d) Pertanyaan yang menakut-nakuti: Contoh. Di daerah
ini sering terjadi perampokan dan penodongan di malam hari. Bisa Anda sebutkan
orangnya?; atau, Anda tentu mengetahui peristiwa pembunuhan yang terjadi
beberapa waktu lalu di daerah ini, karena andalah yang paling dekat dengan
tempat kejadian perkara (TKP). Kami datang untuk menyelidikinya, oleh karena
itu tolong jawab dengan sejujurnya pertanyaan-pertanyaan kami.
3.
Susunan
pertanyaan
Ada aturan umum dalam menyusun urutan pertanyaan yang dibuat, meskipun
tidak mutlak, yakni sebagai berikut:
(a) Pertanyaan
sensitif dan pertanyaan model jawaban terbuka sebaiknya ditempatkan di bagian
akhir kuesioner.
(b) Pertanyaan-pertanyaan
yang mudah sebaiknya ditempatkan pada bagian awal kuesioner.
(c) Susunlah
pertanyaan dengan pola susunan yang saling berkaitan satu sama lain secara
logis.
(d) Susunlah
pertanyaan sesuai dengan susunan yang logis, runtut, dan tidak meloncat-loncat
dari tema satu ke tema yang lain.
(e) Jangan gunakan pasangan pertanyaan yang mengecek
reliabilitas. Misalnya, setujukah Anda terhadap aborsi? Sementara itu di tempat
lain, ada pertanyaan, tidak setujukan Anda terhadap aborsi?.
(f) Gunakan pertanyaan secara singkat dan jelas, tidak
bertele-tele.
Pertanyaan kontingensi
Maksudnya adalah bentuk pertanyaan yang masih ada kelanjutannya. Misalnya,
Anda pernah mabuk?. Jika pernah, bagaimana rasanya?. Jenis pertanyaan seperti
ini dimungkinkan adanya, namun harus berpatokan kepada kemungkinan adanya
hubungan tertentu antara tema yang satu dengan tema yang lain. Selain itu,
jawaban-jawaban dari responden atas pertanyaan lanjutan ini akan sangat membantu
memperdalam wawasan peneliti.
Kata pengantar kuesioner
Kata pengantar dalam kuesioner banyak pengaruhnya terhadap keberhasilan
kuesioner tersebut. Kata-kata yang digunakan juga sangat mempengaruhi responden
dalam menjawabnya. Misalnya, kata pengantar yang kasar tentu tidak akan
mendapat simpati responden, bahkan mungkin ditolak.
Untuk itu, disarankan, gunakan kata-kata yang sopan, wajar, menghormat, dan
jangan terlalu panjang. Cukuplah misalnya, beberapa kalimat pengantar, tujuan,
dan ucapan terima kasih atas kesediaan responden untuk menjawabnya.
Uji coba instrumen (kuesioner)
Sebelum kuesioner disebarkan kepada responden, ujicobakanlah lebih dahulu
kepada sejumlah kecil responden. Ini gunanya untuk mengetahui validitas dan
reliabilitas alat ukur dimaksud. Selain itu, ini juga bisa digunakan untuk
mengetahui kemungkinan diterima atau ditolaknya hipotesis yang telah
dirumuskan. Selain itu, jika ternyata dalam uji coba ini terdapat banyak
kesalahan, maka peneliti bisa mengubah atau menyempurkannya.
(Hari
samad, 2010. Kuesioner. http://harisahmad.blogspot.com/2010/05/panduan-membuat-kuesioner.html
diakses tanggal 11 oktober 2011)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar