BAB I
PENDAHULUAN
Banyak ahli
berpendapat bahwa model
pembelajaran kooperatif unggul dalam membantu siswa memahami
konsep-konsep sulit. Pembelajaran kooperatif juga menurut mereka memberikan
efek terhadap sikap penerimaan perbedaan antar-individu, baik ras, keragaman
budaya, gender, sosial-ekonomi, dll.Selain itu yang terpenting, pembelajaran
kooperatif mengajarkan keterampilan bekerja sama dalam kelompok atau teamwork.
Keterampilan ini sangat dibutuhkan anak saat nanti lepas ke tengah masyarakat.
Ada 6 langkah utama di dalam melaksanakan pembelajaran
kooperatif, demikian diungkapkan oleh Streeter, 1999. Keenam langkah itu
adalah: pembelajaran dimulai dengan guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan
memotivasi siswa untuk belajar. Langkah ini kemudian diikuti oleh penyajian
informasi baik berupa bahan bacaan maupun informasi verbal lainnya. Selanjutnya
siswa dikelompokkan ke dalam kelompok-kelompok belajar. Tahap ini selanjutnya
diikuti dengan bimbingan oleh guru pada saat siswa belajar dalam kelompok.
Lalu, guru memberikan evaluasi tentang hal-hal yang telah mereka pelajari dan
kemudian memberikan penghargaan terhadap usaha-usaha yang telah dilakukan oleh
individu maupun oleh kelompok.
Model pembelajaran kooperatif mempunyai banyak sekali variasi. Salah satu di antaranya adalah model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams Games Tournaments). Menurut Saco (2006), dalam TGT siswa memainkan permainan-permainan dengan anggota-anggota tim lain untuk memperoleh skor bagi tim mereka masing-masing. Permainan dapat disusun guru dalam bentuk kuis berupa pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan materi pelajaran. Kadang-kadang dapat juga diselingi dengan pertanyaan yang berkaitan dengan kelompok (identitas kelompok mereka).
Permainan dalam TGT dapat berupa pertanyaan-pertanyaan
yang ditulis pada kartu-kartu yang diberi angka. Tiap siswa, misalnya, akan
mengambil sebuah kartu yang diberi angka tadi dan berusaha untuk menjawab
pertanyaan yang sesuai dengan angka tersebut. Turnamen harus memungkinkan semua
siswa dari semua tingkat kemampuan (kepandaian) untuk menyumbangkan poin bagi
kelompoknya. Prinsipnya, soal sulit untuk anak pintar, dan soal yang lebih mudah
untuk anak yang kurang pintar. Hal ini dimaksudkan agar semua anak mempunyai
kemungkinan memberi skor bagi kelompoknya. Permainan yang dikemas dalam bentuk
turnamen ini dapat berperan sebagai penilaian alternatif atau dapat pula
sebagai reviu materi pembelajaran. (Suhadi Muknan, 2008)
ISI
A. Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif menjadi salah satu pembaharuan
dalam pergerakan reformasi pendidikan. Pembelajaran kooperatif meliputi banyak
jenis bentuk pengajaran dan pembelajaran yang merupakan perbaikan tipe
pembelajaran tradisional.Pembelajaran kooperatif dilaksanakan dalam kumpulan
kecil supaya anak didik dapat bekerja sama untuk mempelajari kandungan
pelajaran dengan berbagai kemahiran sosial.
Pendekatan
pembelajaran kooperatif mempunyai beberapa ciri, antara lain:
1.
Ketrampilan sosial
Artinya ketrampilan untuk menjalin hubungan
antarpribadi dalam kelompok untuk mencapai dan
menguasai konsep yang diberikan guru.
2.
Interaksi tatap muka
Setiap individu akan berinteraksi secara
bersemuka dalam kelompok. Interaksi yang serentak berlangsung dalam setiap
kelompok melalui pembicaraan setiap individu yang turut serta mengambil
bagian.
3.
Pelajar harus saling bergantung positif
Artinya setiap siswa harus melaksanakan tugas
masing-masing yang diberikan untuk menyelesaikan tugas dalam kelompok itu.
Setiap siswa mempunyai peluang yang sama untuk mengambil bagian dalam kelompok.
Siswa yang mempunyai kelebihan harus membantu temannya dalam kelompok itu untuk
tercapainya tugas yang diberikan kepada kelompok itu. Setiap anggota kelompok
harus saling berhubungan,saling memenuhi dan bantu-membantu.
Menurut Trianto (2007), pembelajaran kooperatif mempunyai
banyak manfaat,yaitu:
a..
dapat meningkatkan pencapaian dan kemahiran kognitif siswa;
b.
dapat meningkatkan kemahiran sosial dan memperbaiki hubungan sosial;
c.
dapat meningkatkan keterampilan kepemimpinan;
d.
dapat meningkatkan kepercayaan diri;
e.
dapat meningkatkan kemahiran teknologi.
Beberapa tipe pembelajaran kooperatif,yaitu: Jigsaw II, Student
Teams Achievement Devition (STAD) ,Team Assisted Individualization (TAI), Teams
Game Tournament (TGT), Group Investigation (GI) dan metode struktural .
B. Pembelajaran TGT (Teams Games Tournament)
Pembelajaran kooperatif model TGT
adalah salah satu tipe atau model pembelajaran kooperatif yang mudah
diterapkan,melibatkan seluruh siswa tanpa harus ada perbedaan status. Tipe ini
melibatkan peran siswa sebagai tutor sebaya,mengandung unsur permainan yang
bisa menggairahkan semangat belajar dan mengandung reinforcement. Aktivitas belajar dengan permainan yang dirancang
dalam pembelajaran kooperatif model TGT memungkinkan siswa dapat belajar lebih
rileks disamping menumbuhkan tanggung jawab, kejujuran, kerja sama,persaingan
sehat dan keterlibatan belajar.
Ada
lima komponen utama dalam TGT, yaitu:
1. Penyajian kelas
Pada
awal pembelajaran guru menyampaikan materi dalam penyajian kelas,biasanya
dilakukan dengan pengajaran langsung atau dengan ceramah,diskusi yang dipimpin
guru. Pada saat penyajian kelas ini ,siswa harus benar-benar memperhatikan dan
memahami materi yang diberikan guru,karena akan membantu siswa bekerja lebih
baik pada saat kerja kelompok dan pada saat game karena skor game akan
menentukan skor kelompok.
2.
Kelompok
(team)
Kelompok biasanya terdiri atas empat sampai
dengan lima orang siswa.Fungsi kelompok adalah untuk lebih mendalami materi
bersama teman kelompoknya dan lebih khusus untuk mempersiapkan anggota kelompok
agar bekerja dengan baik dan optimal pada saat game.
3.
Game
Game terdiri atas pertanyaan-pertanyaan yang
dirancang untuk menguji pengetahuan yang didapat siswa dari penyajian kelas dan
belajar kelompok.Kebanyakan game terdiri dari pertanyaan-pertanyaan sederhana
bernomor.Siswa memilih kartu bernomor dan mencoba menjawab pertanyaan yang
sesuai dengan nomor itu.Siswa yang menjawab benar pertanyaan itu akan
mendapatkan skor.
4.
Turnamen
Untuk memulai turnamen masing-masing peserta
mengambil nomor undian. Siswa yang mendapatkan nomor terbesar sebagai reader
1, terbesar kedua sebagai chalennger 1, terbesar ketiga
sebagai chalenger 2, terbesar keempat sebagai chalenger
3. Dan kalau jumlah peserta dalam kelompok itu lima orang maka yang
mendapatkan nomor terendah sebagai reader 2. Reader 1 tugasnya
membaca soal dan menjawab soal pada kesempatan yang pertama. Chalenger 1
tugasnya menjawab soal yang dibacakan oleh reader1 apabila menurut chalenger 1
jawaban reader 1 salah. Chalenger 2 tugasnya adalah menjawab soal yang
dibacakan oleh reader 1 tadi apabila jawaban reader 1 dan chalenger 1 menurut
chalenger 2 salah. Chalenger 3 tugasnya adalah menjawab soal yang dibacakan
oleh reader 1 apabila jawaban reader1,chalenger 1,chalenger 2 menurut chalenger
3 salah. Reader 2 tugasnya adalah membacakan kunci jawaban .Permainan
dilanjutkan pada soal nomor dua.Posisi peserta berubah searah jarum jam.Yang
tadi menjadi chalenger 1 sekarang menjadi reader 1, chalenger 2 menjadi
chalenger 1, challenger 3 menjadi chalenger 2, reader 2 menjadi chalenger 3 dan
reader 1 menjadi reader2. Hal itu terus dilakukan sebanyak jumlah soal yang
disediakan guru.
3. Penghargaan kelompok (team recognise)
Guru
kemudian mengumumkan kelompok yang menang,masing-masing team akan mendapat
sertifikat atau hadiah apabila rata-rata skor memenuhi kriteria yang
ditentukan. (Anonim, 2009).
Suhadi Muknan, 2008. Pembelajaran
Kooperatif tipe Teams Games Tournaments. (http://suhadinet.wordpress.com/2008/03/28/model-pembelajaran-kooperatif-tipe-tgt-teams-games-tournaments/
diakses tanggal 24 Oktober 2011)
Trianto, 2007. Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstrutivistik.
Jakarta: Prestasi Pustaka.
Anonim, 2009. TGT (Teams Games Tournaments).
(http://ktiptk.blogspirit.com/archive/2009/01/26/tgt.html
diakses tanggal 24 Oktober 2011)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar